Rabu, 01 Februari 2017

SISTEM EKSKRESI

SISTEM EKSKRESI

     
              Sistem ekskresi merupakan salah satu mekanisme tubuh untuk mengeluarkan zat sisa metabolisme, zat sisa metabolisme ini bersifatberacun bagi tubuh jika zat sisa tidak dikeluarkan, secara terus menerus akan merusak berbagai organ dalam tubuh. Organ-organ ekskresi dalamtubuh manusia berupa organ paru-paru yang mengeluarkan zat sisa CO2, ginjal yang akan mengekskresikan urine, kulit yang akan mengekskresikan keringat dan hati yang akan mengeluarkan bilirubin yang merupakan bahan sisa dari pemecahan sel darah merah yang sudah tua.

A. GINJAL



Gambar ginjal dan bagian-bagiannya.

      Proses pembentukan urine di dalam ginjal melalui tiga tahap yaitu: 
 1) Filtrasi atau penyaringan yang terjadi di dalam glomerulus, sehingga terbentuk urin primer yang mengandung urea, glukosa, air, ion-ion anorganik seperti Na, K, Ca, dan Cl. Pada proses ini darah dan protein akan tetap tertinggal pada glomerulus. 
2) Reabsorbsi atau penyerapan kembali yang terjadi di dalam TubulusKontortusProksimal. Pada proses ini terjadi penyerapan kembali zat-zat yang masih diperlukan oleh tubuh , zat yang diserap kembali adalah glukosa, air, asam amino, dan ion-ion organik. Sedangkan urea hanya sedikit diserap kembali. 
3) Augmentasi terjadi di tubuluskontortus distal dan juga disaluran pengumpul. Pada bagian ini juga masih ada proses penyerapan ion natrium, chlor serta urea. Cairan yang dihasilkan sudah keluar berupa urine sesungguhnya yang kemudian disalurkan ke rongga ginjal.Urine yang terbentuk dan terkumpul akan dibuang melalui ureter, kandung kemih dan uretra. Urine akan masukkedalam kandung kemih yang merupakan tempat menyimpan urine sementara. Kemudian urine dikeluarkan melewati uretra yang kemudian dikeluarkan.


    Berikut adalah gambar bagian -bagian ginjal dan nefron :






B. PARU-PARU





      Pertukaran gas terjadi di dalam alveolusparu-paru, oksigen di udara yang memasuki alveoli akan berdifusi dengan cepat melintasi epitelium kedalam kumpulan kapiler yang mengelilingi alveoli, karbondioksida akan berdifusi dengan arah yang sebaliknya. Darah pada alveolus akan mengikat oksigen dan mengangkutnya ke sel-sel jaringan. Dalam jaringan, darah mengikat karbondioksida (CO2) untuk dikeluarkan bersama H2O yang dikeluarkan dalam bentuk uap air.

C. HATI
     Hati berperan dalam merombak sel darah merah yang telah tua dan rusak, perombakan dilakukan oleh sel-sel hati yang disebut dengan sel histosit yang dipecah menjadi zat besi, globin dan hemin. Zat besi diambil dan di simpan dalam hati untuk dikembalikan ke sumsum tulang. Globin digunakan untuk metabolisme protein yang nantinya dipakai untuk membentuk Hb baru, sedangkan hemin diubah menjadi zat warna empedu berwarna hijau kebiruan yang disebut dengan bilirubin dan biliverdin. Zatwarna empedu dikeluarkan ke usus dua belas jari dan dioksidasi menjadi urobilin. Urobilin berwarna kuning cokelat yang berperan memberi warna pada feses dan urine. Hati juga berfungsi menguraikan asam amino dan dari penguraiannya akan menghasilkan zat sisa urea yang bersifat racunbagi tubuh kita, urea dari dalam hati akan dikeluarkan dan diangkut ke ginjal untuk dikeluarkan bersama urine.







D. KULIT
      Kulit terdiri atas lapisan epidermis (kulit ari), epidermis tersusun oleh sejumlah lapisan sel. Lapisan atas yang disebut dengan lapisan tanduk tidak terdapat pembuluh darah, serabut saraf dan lapisan malpihigi. Pada lapisan Dermis terdapat otot penggerak rambut, pembuluh darah dan limfa, indera, kelenjar minyak dan kelenjar keringat. Kelenjar keringat terdapat pada kulit, berbentuk pembuluh yang panjang dari lapisan malpighi masuk ke bagian dermis. Kapiler darah, kelenjar keringat akan menyerap air dengan larutan NaCl dan sedikit urea. Air beserta larutannya akan dikeluarkan menuju pori-pori kulit.


.      Kelainan/ penyakit yang terjadi pada sistem ekskresi adalah nefritis, albuminaria, batu ginjal, hematuria, diabetes melitus, diabetes insipidus, biang keringat dan penyakit kuning.
.      Pola hidup yang bisa diterapkan dalam menjaga kesehatan sistem ekskresi yaitu menjaga pola makan dan minum, menghindari merokok, menghindari minum-minumal alkohol dan kafein dan berolahraga dengan rutin.

Berikut ini adalah vedio materi sistem ekskresi yang bisa anda lihat. Semoga membantu memperjelas artikel ini. 





1. Penyakit pada Sistem Ekskresi Ginjal

1.1. Albuminuria
Albuminuria adalah suatu kelainan pada ginjal dimana di dalam urine terdapat albumin (protein). Hal ini disebabkan oleh kerusakan pada glomerulus yang menyebabkan protein lolos dan masuk ke dalam nefron. Ciri-cirinya adalah timbulnya busa yang berlebihan saat buang air kecil.

1.2. Batu Ginjal
Batu ginjal adalah penyakit yang ditandai dengan adanya pengendapan garam kalsium di dalam rongga ginjal, saluran ginjal, atau kandung kemih. Batu ginjal berbentuk kristal yang tidak bisa larut dan mengandung kalsium oksalat, asam urat, dan kristal kalsium fosfat. Penyebabnya adalah karena terlalu banyak mengonsumsi garam mineral dan terlalu sedikit mengonsumsi air. Batu ginjal dapat menyebabkan penyempitan saluran buang air kecil. Batu ginjal dapat dihancurkan dengan operasi sinar laser.

1.3. Gagal Ginjal
Gagal ginjal adalah kelainan ginjal yang tidak berfungsi sebagaimana mestinya (sebagai alat penyaring darah). Penderita gagal ginjal sementara dapat ditolong dengan cuci darah secara berkala. Dengan menggunakan alat yang disebut dialisator darah dari penderita dikeluarkan dari arteri (tabung atas), melewati perangkap gelembung, dan masuk ke dalam ginjal tiruan. Darah yang sudah dimurnikan keluar dari ginjal buatan (bawah), dan dikembalikan ke urat dalam lengan (tabung bawah). Penderita gagal ginjal tetap dapat ditolong dengan mencangkok ginjal. Ginjal sakit yang dimiliki penderita biasanya diambil. Arteri dan uratnya diikat (agar putus hubungan), kecuali cabang yang berhubungan dengan kelenjar adrenal. Kemudian ginjal yang sakit tersebut diganti ginjal yang sehat dari donor yang sesuai.

1.4. Diabetes Melitus
Diabetes melitus adalah kelainan pada ginjal karena adanya gula (glukosa) dalam urine yang disebabkan oleh kekurangan hormon insulin. Hal ini disebabkan karena proses perombakan glukosa menjadi glikogen terganggu sehingga glukosa darah meningkat. Ginjal tidak mampu menyerap seluruh glukosa tersebut. Akibatnya, glukosa diekskresikan bersama urine. Diabetes melitus harus dikelola dan dikendalikan dengan baik agar penderitanya dapat merasa nyaman dan sehat, serta dapat mencegah terjadinya komplikasi.

Diabetes insipidus dapat timbul secara perlahan maupun tiba tiba pada segala usia. Keluhan dan gejala utama diabetes insipidus adalah poliuria dan polidipsia. Jumlah produksi urin maupun cairan yang diminum per 24 jam sangat banyak. Selain poliuria dan polidipsia, biasanya tidak terdapat gejala-gejala lain, kecuali bahaya baru yang timbul akibat dehidrasi yang dan peningkatan konsentrasi zat-zat terlarut yang timbul akibat gangguan rangsang haus.Sehingga kompensasi hilangnya cairan melalui air kemih, penderita bisa minum sejumlah besar cairan (3,8-38 L/hari) jika kompensasi ini tidak terpenuhi maka dengan segera akan terjadi dehidrasi yang menyebabkan tekanan darah rendah dan syok, penderita terus berkemih.

1.5. Radang Ginjal
Radang ginjal disebut nefritis. Radang ginjal terjadi karena adanya kerusakan nefron, khususnya glomerulus yang disebabkan oleh infeksi bakteri. Rusaknya nefron mengakibatkan urine masuk kembali ke dalam darah dan penyerapan air menjadi terganggu sehingga timbul pembengkakan di daerah kaki. Penderita nefritis bisa disembuhkan dengan cangkokan ginjal atau cuci darah secara rutin. Cuci darah biasanya dilakukan sampai penderita mendapatkan donor ginjal yang memiliki kesesuaian jaringan dengan organ penderita.

1.6. Diabetes Insipidus
Diabetes insipidus adalah pengeluaran cairan dari tubuh dalam jumlah yang banyak yang disebabkan oleh dua hal :

Gagalnya pengeluaran vasopressin
Gagalnya ginjal terhadap rangsangan AVP
Diabetes insipidus adalah suatu penyakit yang jarang ditemukan, penyakit ini diakibatkan oleh berbagai penyebab yang dapat menganggu mekanisme neurohypophyseal – renal reflex sehingga mengakibatkan kegagalan tubuh dalam mengkoversi air

Diabetes Insipidus adalah suatu kelainan dimana terdapat kekurangan hormone antidiuretik yang menyebabkan rasa haus yang berlebihan (polidipsi) dan pengeluaran sejumlah besar air kemih yang sangat encer (poliuri).

2. Penyakit pada Sistem Ekskresi Hati

2.1. Hepatitis
Hepatitis adalah radang hati yang disebabkan oleh virus. Virus hepatitis ada beberapa macam, misalnya virus hepatitis A dan hepatitis B. Hepatitis yang disebabkan oleh virus hepatitis B lebih berbahaya daripada hepatitis yang disebabkan oleh virus hepatitis A. Pencegahannya adalah dengan melakukan vaksinasi.

Virus hepatitis A terutama menyebar melalui vecal oral. Penyebaran ini terjadi akibat buruknya tingkat kebersihan. Di negara-negara berkembang sering terjadi wabah yang penyebarannya terjadi melalui air dan makanan. Virus hepatitis B penularannya tidak semudah virus hepatitis A. Virus hepatitis B ditularkan melalui darah atau produk darah. Penularan biasanya terjadi di antara para pemakai obat yang menggunakan jarum suntik bersama-sama, atau di antara mitra seksual

2.2. Penyakit Kuning
Penyakit kuning disebabkan oleh tersumbatnya saluran empedu yang mengakibatkan cairan empedu tidak dapat dialirkan ke dalam usus dua belas jari, sehingga  masuk ke dalam darah dan warna darah menjadi kuning. Kulit penderita tampak pucat kekuningan, bagian putih bola mata berwarna kekuningan, dan kuku jaripun berwarna kuning. Hal ini terjadi karena di seluruh tubuh terdapat pembuluh darah yang mengangkut darah berwarna kekuningan karena bercampur dengan cairan empedu.

2.3. Sirosis Hati
Sirosis hati adalah keadaan penyakit yang sudah lanjut dimana fungsi hati sudah sangat terganggu akibat banyaknya jaringan ikat di dalam hati. Sirosis hati adalah salah satu penyakit sepuluh besar di dunia yang menyebabkan kematian. Sirosis hati dapat terjadi karena virus Hepatitis B dan C yang berkelanjutan, karena alkohol, salah gizi, atau karena penyakit lain yang menyebabkan sumbatan saluran empedu. Sirosis tidak dapat disembuhkan, pengobatan dilakukan untuk mengobati komplikasi yang terjadi (seperti muntah dan berak darah, asites/perut membesar, mata kuning serta koma hepatikum).

2.4. Kanker Hati
Kanker hati terjadi apabila sel kanker berkembang pada jaringan hati. Kanker hati yang banyak terjadi adalah Hepatocellular carcinoma (HCC). HCC merupakan komplikasi akhir yang serius dari hepatitis kronis, terutama sirosis yang terjadi karena virus hepatitis B, C dan hemochromatosis.

2.5. Perlemakan Hati
Perlemakan hati terjadi bila penimbunan lemak melebihi 5 % dari berat hati atau mengenai lebih dari separuh jaringan sel hati. Perlemakan hati ini sering berpotensi menjadi penyebab kerusakan hati dan sirosis hati. Kelainan ini dapat timbul karena mengkonsumsi alkohol berlebih disebut ASH (Alcoholic Steatohepatitis), maupun bukan karena alkohol disebut NASH (Nonalcoholic Steatohepatitis).

3. Penyakit pada Sistem Ekskresi Kulit

3.1. Jerawat
Jerawat adalah penyakit yang biasanya muncul di wajah, leher, punggung, bahu, dada, bahkan di lengan atas. Jerawat disebabkan oleh tersumbatnya pori-pori kulit oleh kotoran.

3.2. Dermatitis
Dermatitis adalah penyakit peradangan pada kulit dan ditandai dengan kulit yang membengkak, memererah, dan gatal-gatal.

3.3. Panu
Panu adalah penyakit yang disebabkan oleh jamur dan menimbulkan rasa gatal. Rasa gatal akan semakin terasa jika terkena keringat. Bercak-bercak ini bisa berwarna putih, coklat atau merah tergantung warna kulit si penderita. Panu paling banyak dijumpai pada remaja usia belasan. Meskipun begitu panau juga bisa ditemukan pada penderita berumur tua.

3.4. Kudis
Kudis (skabies) disebabkan oleh tungau yang dikenal dengan nama Sarcoptes scabiei. Kudis adalah penyakit yang menular. Penderita akan merasa gatal yang luar biasa. Penyakit ini seringkali dijumpai pada anak-anak. Kudis biasanya ditemukan pada selah-selah jari tangan, pergelangan tangan, dan pinggang batas celana.

3.5. Eksim
Eksim ditandai dengan badan yang meradang dan iritasi. Eksim disebabkan oleh beberapa faktor, misalnya setelah memegang sabun ternyata tangan terasa gatal. Gejala yang timbul pada kulit bervariasi, ada yang terasa gatal ringan dan ada juga yang merasaan panas.

4. Penyakit pada Sistem Ekskresi Paru-Paru

4.1. Pneumonia
    Pneumonia biasa disebut radang paru-paru. Pneumonia dapat timbul di berbagai daerah di paru-paru. Pneumonia lobar menyerang sebuah lobus atau potongan besar paru-paru. Pneumonia lobar adalah bentuk pneumonia yang mempengaruhi area yang luas dan terus-menerus dari lobus paru-paru. Penyebab utama pneumonia adalah infeksi bakteri, sering kali dari jenis Streptococcus pneumoniae. Pneumonia dapat dipicu menjadi permasalahan sekunder oleh infeksi virus di saluran pernapasan atas, seperti flu.

4.2. Tuberkulosis
    Penyakit tuberkulosis (TBC) disebabkan oleh bakter Mycobacterium tuberculosis. Bakteri ini menyerang paru-paru sehingga pada bagian dalam alveolus terdapat bintil-bintil. Penyakit ini dapat menular melalui percikan ludah saat penderita batuk. Gejalanya adalah batuk berdahak lebih dari tiga minggu dan terkadang mengeluarkan darah. TBC dapat menyebabkan kematian.

4.3. Asma
    Asma adalah penyempitan sementara pada saluran pernapasan yang dapat menyebabkan penderitanya merasakan sesak napas. Penyempitan terjadi pada pembuluh tenggorokan. Asma dikenal dengan bengek yang disebabkan oleh bronkospasme. Faktor keturunan sangat berperan pada penyakit ini, bila ada orangtua atau kakek nenek yang menderita penyakit ini dapat menurun kepada anak atau cucunya. Kondisi lingkungan yang udaranya telah tercemar akan memicu serangan asma. Walau serangan sesak napas dapat hilang sendiri, tetapi serangan berat bila tidak ditangani dapat menyebabkan kematian karena penderita tidak dapat bernapas.

4.4. Bronkitis
   Bronkitis adalah peradangan pada bronkus (saluran yang membawa udara menuju paru-paru). Penyebabnya bisa karena infeksi kuman, bakteri atau virus. Penyebab lainnya adalah asap rokok, debu, atau polutan udara. Gejalanya adalah batuk disertai demam atau dahak berwarna kuning karena infeksi kuman.

4.5. Emfisema
    Emfisema adalah kondisi di mana kantung udara di paru-paru secara bertahap hancur, membuat napas lebih pendek. Emfisema disebabkan karena hilangnya elastisitas alveolus. Alveolus sendiri adalah gelembung-gelembung yang terdapat dalam paru-paru. Pada penderita emfisema, volume paru-paru lebih besar dibandingkan dengan orang yang sehat karena karbondioksida yang seharusnya dikeluarkan dari paru-paru terperangkap didalamnya. Asap rokok dan kekurangan enzim alfa-1-antitripsin adalah penyebab kehilangan elastisitas pada paru-paru ini.







10 komentar:

  1. Makasi bu tentang materi yang diberikan , semoga sukses terus bu blognya !
    Nama : hilmy irfansa , no absen : 18 , kelas : 8D

    BalasHapus
  2. Terima kasih bu materinya sangat luas dan sangat membantu....
    Semoga besok tidak hanya materi saja yang dapat diakses di laman blog ini melainkan soal soal berkaitan dengan pembelajaran ipa juga bisa kami baca di blog ini agar kami semakin memahami materi yang disampaikan
    😊😊😊💜💛💟

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya yun makasih masukannya instaallah saya tambahi soal. Blm sempat masukkan . 🙏🙏💗💖💖

      Hapus
  3. Semoga blognya makin bermanfaat bu...
    Dan saya selalu mendukung...

    BalasHapus
  4. Bagus bu blognyaa.. keep trying to be the best yaa buu.. kami 8D akan ngsupport penuh.. klo ada masalah sama blog ini bisa minta tolong ke saya sama hilmy bu :) semangat bikin blog bu!

    BalasHapus
  5. thank you bu
    membantu saya mengerjakan tugas:)

    BalasHapus